Ujung penaku meluncur di peraduan putih
Ku layangkan Asma Agung tanpa tertatih
Dia! Sang pengendali itu
Dia......... Jemari-Nya.......Nyata mencipta
Dengan nutfah mereka ada
Layaknya kau siap membaca
Sebelum nyawa dijemput abu usia
Dia ringan tumpahkan semua
Didengarkan-Nya angin pengajaran tiada kelam
Tampaknya terang berupa kalam
Gegoncang pena runtuhkan jeruji nista
Dia berikan senoktah terang dengan lembaran dan pena
Jalanan perkabutan menidurkan dedaunan
Burungpun tunduk tak kuasa lalui gelap
Kau! Jiwamu selaksa riang
Benarkah kau? Rengkuh batasmu?
Dia peraduan akhir perjanjian
Waktu tak berwaktu ungkapkan larangan
Lantas kau acuhkan gemercik kebenaran
Apa kau mendusta?
Apa kau berpaling?
Syairku menggeliat dari pucuk pena di panggung putih
Hentikan gerilya bernoda itu!
Namun jika kau memaksa
Dia murah ganjarkan petaka
Jangan kau remehkan kuasa-Nya!
Kembalilah tundukkan riangmu pada-Nya!
This entry was posted
on Saturday, December 24, 2011
at 10:20 PM
and is filed under
Puisi
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.