Hello sobat blogger! Sorry nih baru sempet nulis-nulis di blog lagi, biasalah tugas banyak, sekolah baru kelar, dan yang paling jadi tantangan adalah rasa MALASku untuk menulis blog, tapi kali ini aku niatkan untuk menulis dan berbagi cerita buat sobat sekalian. Sebenarnya banyak
sekali hal yang sangat ingin aku ceritakan, mungkin tak akan cukup jika aku
tulis dengan newsletter ini, tapi aku akan tetap bercerita beberapa
pengalaman-ku di Minnesota sebagai seorang peserta pertukaran pelajar.
Setiap individu pasti
mempunyai pengalaman yang berbeda-beda, sama hal-nya dengan aku dan para
peserta pertukaran pelajar lain, sudah pasti punya kenangan tersendiri,
pengalaman yang berbeda dan yang pasti ada yang namanya senang, sedih, manis,
pahit, kecut, nano-nano deh jadinya (bukan bermaksud promosi permen) haha. Ok,
balik lagi ke ceritaku di Minnesota, di newsletter yang pertama aku tulis dulu,
aku sudah ceritakan kalau aku tinggal di Minnesota, di sebuah kawasan persawahan
yang populasinya hanya mencapai sekitar 150 orang saja dalam satu kota, bisa
bayangin kan? Ga usah dibayangin, entar ngiranya aku disini jadi peternak kebo
lagi, hahaha. Tapi kali ini aku ingin menceritakan pengalaman terbaru setelah
newsletter pertamaku terkirim.
Banyak banget peristiwa
yang aku alamin disini, mulai dari acara sekolah, keluarga, temen, dan
peristiwa yang aku alamin sendiri (tidur, makan, minum, dll) loh kok jadi makan
terus pikirannya, sorry nih nulis newsletter gara-gara habis makan steak (ini
cuma curhat jangan diambil hati :D). Dulu aku udah pernah cerita kalau aku join
band dan choir di sekolah sebagai kegiatan rutin setiap hari, udah gitu aku
ikut kontes buat ban dan choir. Setiap hari harus latihan, baik di band atau
choir. Aku jadi percussion-er di band, pekerjaan percussion ya mukul-mukul
gitu, namanya juga percussion-er, jadi mukulin barang-barang (asal jangan
mukulin orang yah). Kebetulan buat kontes ini guru band di sekolahku memilih
lagu Seagate & Come Fount, lagunya bukan lagu yang rock, metal, pop,
apalagi dangdut yah hahahaha. Tapi lagunya lagu classic gitu dan termasuk level
tersusah ke-2 kata orang-orang music, aku sih sebenarnya ga tahu apa-apa
tentang musik, ikut band aja baru beberapa bulan di sekolah sini.
Aku sangat bersyukur
banget bisa belajar banyak dengan musik, Mrs. Niethaimmer adalah guru band di
Southland High School, beliaulah yang mengajariku dengan telaten bagaimana cara
bermain musik, aku merasakan banyak peningkatan tentang music. Dulu sebelum aku
ikut band sekolah ini, cara membunyikan snare drum, bass drum aja ga bisa, apa
lagi baca musik. Tapi dengan ketelatenan Mrs. Niethaimmer aku berlatih sampai
sekarang aku bisa bermain lebih dari 6 instruments percussion & bisa baca
music untuk percussion. Akhirnya aku terpilih untuk mengikuti kontes music itu,
dan aku di tempatkan sebagai penabuh cymbal, suspended cymbal & triangle
untuk lagu classic itu.
Me & Mrs. Niethaimmer |
Sebelum mengikuti
kontes band, aku ikut kontes choir yaitu kontes vocal, aku ikut quartet vocal
(small group) dan aku sebagai ketua grup-ku, lagu yang kami bawakan “Let All
Men Sing by Keith Christopher”, disini aku sebagai tenor 1, padahal suaraku ga
tinggi-tinggi amat, tapi ya aku coba, kata guru music sih suara-ku bagus,
padahal dari dulu juga suara jelek kata temen-temen, hahaha. Akhirnya aku ke
kontes di Riverland College Austin, MN. Sungguh senengnya saat juri menentukan
kita dengan predikat superior, group vocal-ku (Aku, Marvin Heimer, Boyd
Mortenson, Colton Allen) merasa sangat senang dengan kerja keras kami, setelah
tuh kontes small group di lanjut kontes large group buat band & choir. Band
tampil dengan sangat baik dan mendapatkan predikat excellent, dan choir
mendapatkan hasil yang luar biasa dengan predikat superior. Betapa bangganya
aku yang telah terpilih sebagai announcer delegasi Southland High School Choir
dan mendapatkan semua predikat yang memuaskan.
Lintang Syuhada, Colton Allen, Boyd Mortenson, Marvin Heimer |
Beberapa bulan yang
lalu aku mengikuti kontes essay yang diselenggarakan oleh American Council
untuk peserta pertukaran pelajar (YES, FLEX, A-SMYLE). Tidak kusangka essayku
berhasil terpilih sebagai kontestan untuk mengikuti workshop di Washington DC.
Ternyata ada 10 anak Indonesia yang lolos dalam kontes ini; Doni Achsan, Sutria
N. Syati, Dhia Fairus, Aditya Very, Santika Wibowo, Erlia Emansari, Amanda
Dhamayanti, Mega Liani, Ajeng Arumningtyas dan aku. Disana aku bertemu
teman-teman baru dan mendapatkan banyak pengetahuan tentang system pemerintahan
di USA dan seminar tentang volunteer. Bertemu orang Indonesia menjadi
kebahagiaan tersendiri bagiku yang beberapa bulan tidak pernah bertemu orang
Indonesia di kotaku, dan akhirnya kita dipertemukan di DC dalam sebuah workshop
yang sangat mengesankan.
Indonesians in front of Jefferson Monument |
I was doing a presentation about Indonesia |
Aku telah belajar banyak dari bulan-bulan yang telah aku lalui di America, aku belajar untuk menjadi pribadi yang lebih sabar, lebih disiplin, lebih rajin, lebih mengerti akan situasi dan kondisi, dan semua itu ku harapkan bisa aku bawa pulang ke tanah air sebagai sikap yang bisa aku terapkan sebagai seorang individu. Ini adalah sedikit pengalamanku yang aku tuangkan dalam newsletter ini, semoga bisa bermanfaat, tetap semangat, tetap belajar, lanjutkan!!!
This entry was posted
on Saturday, June 2, 2012
at 1:01 PM
and is filed under
Newsletter
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.